Sabtu, 07 September 2013

Pemprosesan Data Read EkaRaw di Matlab



MATLAB UNTUK PEMROSESAN DATA AKUSTIK (DETEKSI DASAR PERAIRAN)
MATLAB FOR PROCESSING ACOUSTIC DATA (DETECTION OF BOTTOM AQUATIC)

Deni Yan Koesyanaa*

*Kelompok 8
*Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Abstract
Matlab is a programming software calculation and analysis are widely used in all areas of the application of mathematics education and research both in universities and industry. Marine Acoustics lab held on Friday, May 3, 2013 which took place in RK. P21 at 15:00 to 18:00. Tools and materials used in this lab is a laptop, Matlab software, and data-T120949.bot D20080518-D20080518 sand and sand-T120949.raw. In hidroakustik very fine sand substrate backscatter value greater than muddy sand substrate. The cohort of the graph we can know that the greater the value of the cohort-47dB value is included in the type of sand is very fine because the value of the scattering beneath larger, while the value of the second cohort that reached around -33 dB classified into sand mud because the value scattering beneath lower.

Keywords: Matlab,Detection of Bottom Aquatic


1.        PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
MATLAB adalah sebuah bahasa dengan kemampuan tinggi untuk komputasi teknis. Ia menggabungkan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam satu kesatuan yang mudah digunakan di mana masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematik yang sudah dikenal (Bisonerich.2009).

Program Matlab bisa juga digunakan dalam melakukan pengolahan data akustik dengan membuat sintax dengan sesuai dengan kasus analisis yang kita miliki. Salah satu aplikasinya bisa digunakan sebagai pembuat profil dasar perairan. Serta dapat mengetahui nilai dari kekerasan dan kekasaran dari suatu dasar perairan sehingga dapat dibedakan jenis dari dasar perairan tersebut.


1.2    Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui penggunaan Matlab untuk aplikasi dalam bidang akustik kelautan terutama sebagai pendeteksian dasar perairan juga untuk mengetahui jenis dasar perairan.

2.        METODOLOGI
2.1    Waktu dan Tempat
Praktikum Akustik Kelautan dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Mei 2013 yang bertempat di RK. P21 pukul 15.00 – 18.00.

2.2    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop, software Matlab, dan data pasir-D20080518-T120949.bot dan pasir-D20080518-T120949.raw

2.3    Prosedur Kerja
Prosedur kerja pengolahan data dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

Rounded Rectangle: Masukkan data readEKRaw yang berisi readEKRaw_Examples-0.9, readEKRaw-0.9, readEKRaw-v1.0 ke dalam C/programfile/MATLAB/Toolbox
Rounded Rectangle: Buka program Matlab lalu load data yang sudah di instal dengan cara klik file dan set path
Rounded Rectangle: Browse file yang tersimpan pada C/programfile/MATLAB/Toolbox/ readEKRaw
Rounded Rectangle: Jalankan sintax yang sudah terinstal pada readEKRaw
Rounded Rectangle: Save Grafik yang muncul sesuai dengan bagian masing masing

 Gambar 1.  Diagram alir pengolahan data Matlab


2.4    Analisis Data
Perolehan data dengan memasukan nilai frekuensi yang berbeda beda yaitu dari rentang 1-50 kHz,1-150 kHz,1-250 kHz. Dan pada ping tertentu yang sudah ditetapkan. Serta nilai threshold yang diperlebar atau dipersempit. Lihat cohort pada grafik substrat yang menunjukan jenis karakteristik substrat dasar perairan (kekerasan dan kekasaran)


3.        HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil
Hasil dari pengolahan data pasir-D20080518-T120949.raw dan pasir-D20080518-T120949.bot melalui  pengolahan data pada Matlab untuk mengetahui jenis karakteristik dasar perairan dan juga perbedaan penggunaan nilai threshold yang berbeda, akan mendapatkan hasil data echogram grafik yang bisa kita lihat pada gambar di bawah ini.


Gambar 1. Echogram frekuensi 1-50 kHz dan Threshold -40 - -20

 
Gambar 2. Echogram frekuensi 1-50 kHz dan Threshold -80 - -10


Gambar 3. Echogram frekuensi 1-150 kHz dan Threshold -40 - -20

Gambar 4. Echogram frekuensi 1-150 kHz dan Threshold -80 - -10

Gambar 5. Echogram frekuensi 1-250 kHz dan Threshold -40 - -20


Gambar 5. Echogram frekuensi 1-250 kHz dan Threshold -80 - -10

Sedangkan untuk grafik cohort jenis karakteristik dasar disajikan pada gambar berikut.

Gambar 6. Grafik cohort pada Threshold -40 - -20

Gambar 7. Grafik cohort pada Threshold -80 - -10



3.2 PEMBAHASAN
Pendeteksian target dalam dunia akustik biasanya dilihat dari nilai target strength objek tersebut. Prinsip pendeteksian tersebut menurut Kinsler et al. (2000) ketika sebuah gelombang akustik mengenai sebuah target dengan intensitas I (r), maka akan berhamburan ke segala arah, sebagian akan di kirim ke receiver. Data tersebut yaitu TS yang kita gunakan untuk menganalisis.
Berdasarkan data echogram yang terlihat pada gambar 1 sampai dengan gambar 6 terdapat perbedaan nilai frekuensi dan nilai threshold yaitu terdapat 3 nilai frekuensi yang berbeda yaitu 1-50 kHz,1-150 kHz, dan 1-250 kHz dan nilai threshold yaitu -80 - - 10 dan -40 - -20. Dari data tersebut dikombinasikan sehingga di dapatkan tiga kombinasik sesuai dengan gambar. Pada gambar 1 dengan nilai echogram  1- 50 kHz dan -40 -20 memberikan nilai echogram yang lebih jernih di bandingkan dengan nilai echogram yang memiliki frekuensi yang sama yaitu 1-50 kHz tetapi dengan threshold yang jauh berbeda rentangnya yaitu -80 – 10 lebih memberikan visualisasi threshold yang lebih tidak selektive. Sama halnya dengan grafik echogram yang lain pada gambar 3,4,5 dan 6. Sehingga pada threshold yang lebih pendek selangnya akan menghasilkan visualisasi yang jelas dibandingakan dengan selang threshold yang lebih jauh.
Pada grafik cohort substrat dasar perairan dengan perbedaan nilai threshold dengan selang yang jauh dengan selang yang pendek yaitu -80 - -10 dan -40 –20 terdapat hasil yang sama pada letak kedalaman yaitu pada kedalaman sekitar 2,4 meter pada dasar perairan. Dari segi cohort di grafikpun tidak mengalami banyak perubahan artinya tetap sama. Namun nilai cohort tersebut mengandung arti. Menurut Sri Pujiyati et all (2010) Secara hidroakustik substrat pasir sangat halus memiliki nilai hambur balik yang lebih besar daripada substrat pasir berlumpur. Dari grafik cohort tersebut kita dapat tahu bahwa nilai cohort yang lebih besar pada nilai -47dB adalah termasuk ke dalam jenis pasir sangat halus karena nilai hambur baliknya lebih besar,sedangkan pada nilai cohort kedua yang nilainya mencapai sekitar -33 dB tergolong kedalam pasir lumpur karena nilai hambur baliknya lebih rendah.

4.        KESIMPULAN DAN SARAN
4.1    Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang ada pada program Matlab dapat diketahui berdasarkan referensi pustaka yaitu nilai pasir sangat halus memiliki nilai hambur balik yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai hambur balik pasir berlumpur.



4.2    Saran
Pengujian karakteristik dasar perairan hendaknya memiliki referensi yang cukup mengingat hal ini masih merupakan hal yang jarang di teliti. Dan pendeteksian dasar harus menggunakan rentang threshold yang lebih lebar atau pendek agar makin terlihat perbedaannya.


DAFTAR PUTAKA
Bisonerich.2009. Pengertian Matlab. http://bisonerich-matlab.blogspot.com/2009/02/pengertian-matlab.html [terhubung berkala]. [9 Mei 2013]
Kinsler L. E., Frey A. R., Coppens A. B., and sanders J. V. 2002. Fundamentals of Acoustics. Fourth Editions. John Wiley & Sons, Inc.
Pujiyati, Sri. Hartati, S. Priyono, W. 2010. EFEK UKURAN BUTIRAN, KEKASARAN, DAN KEKERASAN DASAR PERAIRAN TERHADAP NILAI HAMBUR BALIK HASIL DETEKSI HYDROAKUSTIK. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No. 1, Hal. 59-67, Juni 2010





1 komentar: