M.K. Eksploratori Penangkapan Ikan
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Februari 2013
Praktikum ke-2
LAPORAN
1
ANALISIS DATA SELEKTIVITAS GILLNET 1
Dosen:
Dr. Sulaeman Martasuganda, B.FishSc, M.Sc
Kelompok :
1.
I Gede Wahyu D (C54100011)
2.
Eko Harsono (C54100016)
3.
R Ahmad Azhar W A (C54100032)
4.
Adhimas Agung Permadi (C54100039)
5.
Deni yan Koesyana (C54100055)
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gillnet
adalah jaring insang yang dipasang secara menetap
untuk sementara waktu dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang
jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap. Jenis ikan
yang tertangkap adalah jenis ikan yang horizontal migration dan vertical
migrationnya tidak seberapa aktif Jenis ikan yang tertangkap termasuk yang
berenang dekat permukaan laut yaitu cakalang, jenis tuna, flying fish,
dllsedangkan jenis ikan demersal/bottom yang tertangkap oleh gillnet adalah
jenis udang, lobster, kepiting, dll.
Pada umumnya yang disebut gillnet adalah jaring yang berbentuk
empatpersegi panjang, mempunyai mata jaring yang ukurannya sama pada seluruh
jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya (Ayodhyoa, 1974).
Semakin berkembangannya jaman, pengukuran
ikan dapat dilakukan dengan Microsoft excel . Pengukuran yang didapat dari
Microsoft Excel seperti panjang cagak , panjang total dan diameter ikan .
Selain itu juga kita dapat mengetahui galat dari pengukuran tersebut . Jika
nilai r yang didapat mendekati satu maka hasil yang didapat semakin bagus .
Dengan adanya pengukuran melalui Microsoft Excel ini dapat mengefesienkan dalam
proses pengukuran ikan .
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa
dapat menghitung panjang cagak, panjang total, dan diameter badan ikan dengan
menggunakan microsoft excel dan fungsi-fungsinya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Jaring Insang/Gillnet
2.1.1
Pengertian
Jaring insang (gillnet)
merupakan salah satu jenis alat penangkapan ikan yang sifatnya menetap.
Berdasarkan metode pengoperasiannya dikenal tiga macam gillnet, yaitu gillnet
permukaan (surface gillnet), gillnet
dasar (bottom gillnet), gillnet
pertengahan (midwater gillnet) dan
gillnet yang dihanyutkan (drift gillnet).
Berdasarkan kedudukan alat pasang, gillnet
dibedakan menjadi 2 yaitu gillnet tetap dan gillnet hanyut. Gillnet merupakan alat tangkap yang
berbentuk persegi panjang dengan pelampung pada tali ris atas dan pemberat pada
tali ris bawah. Prinsip pengoperasian alat tangkap gill net yaitu ikan
tertangkap dengan terjerat pada bagian insangnya dan terpuntal pada
badan jaring. Dalam paper ini jenis
gillnet yang akan dibahas adalah gillnet tetap atau set gillnet.
2.1.2
Klasifikasi
Gillnet yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk
sementara waktu dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring
diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap. Menurut Klust, 1987 jaring insang (gillnet) adalah satu jenis alatpenangkap ikan
dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran mata
jaring (mesh size)
sama, jumlah mata jaring ke arah horizontal (meshlenght
/ ML) jauh lebih banyak dari jumlah
mata jaring ke arah vertikal (meshdepth / MD). Pada lembaran jaring bagian atas diletakkan pelampung
(floats) dan pada
bagian bawah diletakkan pemberat (sinkers). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari floats yang bergerak ke atas dan sinking
force dari sinker di tambah berat jaring dalam air yang bergerak ke bawah,
maka jaring akan terentang (Ayodhyoa, 1981).
3.
Gambar alat tangkap gillnet
Ada beberapa bagian-bagian alat
yang dimiliki oleh Gill net, yaitu :
1.
Jaring Utama
Jaring utama merupakan sebuah lembaran jaring yang tergantung pada
tali ris atas.
2. Tali
Ris Atas
Tali ris atas adalah tempat untuk menggantungkan jaring utama dan
tali pelampung. Untuk menghindarkan agar gillnet tidak terbelit sewaktu
dioperasikan (terutama pada bagian tali ris atasnya) biasanya tali ris atas
dibuat rangkap dua dengan arah pintalan yang berlawanan (S — Z). Dalam hal ini,
tali ris atas yang satu merupakan tali tempat diikatkannya jaring utama
sedangkan tali yang lain untuk melekatkan pelampung.
3. Tali
Ris Bawah
Pada gillnet permukaan jarang menggunakan tali ris bawah, sedangkan
pada gillnet pertengahan dan gillnet dasar kadang-kadang dipergunakan tali ris
bawah. Tali ris bawah ini fungsinya untuk tempat melekatnya pemberat.
4. Tali
Pelampung
Untuk gillnet pertengahan dan gillnet dasar di samping tali ris atas
yang berfungsi untuk melekatkan pelampung jaring, masih adalagi pelampung
tambahan yang berada di permukaan perairan yang berfungsi sebagai tanda tempat
gillnet dioperasikan. Pelampung ini biasanya dipasang pada tiap-tiap piece
(pada sambungan antara piecedengan piece).
Tali pelampung ini, terentang panjangnya dari tempat pemasangan alat
itu, kedudukan alat dipasang sampai permukaan laut. Biasanya pelampung
berbentuk bulat dan besar, lebih besar dari pelampung yang melekat pada tali
ris atas, dan diberi bendera.
5.
Pelampung
Pada gillnet permukaan, pelampung berfungsi untuk mengapungkan
seluruh alat.
4.
Gambar 4. Pelampung Jaring
Sedangkan pada gillnet pertengahan fungsi pelampung adalah untuk
mengangkat tali ris atas dan menempatkan gillnet dikehendaki lapisan perairan
yang dikehendaki. Pada gillnet dasar, pelampung hanya berfungsi untuk
mengangkat tali ris atas saja agar gillnet dapat berdiri tegak (vertikal)
terhadap permukaan air laut.Untuk gillnet pertengahan dan gillnet dasar
disamping pelampung yang melekat pada tali ris atas, diperlukan juga pelampung
tam-bahan yang berfungsi sebagai tanda dipermukaan perairan.
6.
Pemberat
Pemberat gunanya untuk menenggelamkan alat atau bagian dari alat.
Gambar 5. Pemberat
Pada gillnet permukaan, (surface
gillnet) pemberat berfungsi untuk menenggelamkan bagian bawah
jaring.Pada gillnet pertengahan, pemberat di samping untuk menenggelamkan
bagian bawah jaring, juga berfungsi untuk menenggelamkan seluruh jaring sampai
kedalaman yang ditentukan. Dalam hal ini pemberat dan berat seluruh alat
bekerja sama dengan pelampung terutama dalam penentuan buoyancy.Pada gillnet
dasar, pemberat bersama dengan berat jaring dan seluruh alat dalam air
berfungsi untuk menenggelamkan seluruh alat sampai ke dasar perairan.
6.
Tali slambar
Pada ujung gillnet (yang pertama diturunkan sewaktu operasi)
dipasang tali slambar yang disebut tali slambar depan dan berguna untuk
mengikatkan ujung gillnet dengan pelampung tanda. Demikian juga pada ujung
gillnet yang lain diikatkan tali slam-bar yang disebut tali slambar belakang.
Fungsi tali slambar belakang di samping untuk mengikatkan ujung gillnet dengan
pelampung tanda kadang-kadang juga untuk mengikatkan gillnet tersebut dengan
kapal.
2.1.3 Cara Ikan Tertangkap
Gillnet
tetap cara pengoperasiannya adalah dengan merentangkan jaring pada dasar laut,
yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah
ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun
ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti ikan cucut (Stegostama sp.), ikan tuna (Thunnus
sp.), yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata
jaring ataupun ikan-ikan seperti flat
fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat
pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara
terbelit-belit (entangled). Jenis
ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel,
yellow tail, sea bream, tongkol (Thunnus
tonggol), cakalang (Katsuwonus
pelamis), kwe, layar (Istiophorus
orientalis), selar (Selaroides
leptolepis), dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi
tujuan penangkapan jaring ini (Martasuganda, 2002).
Hasil tangkapan
dari jaring insang ini bermacam-macam, namun alat ini lebih banyak menangkap
ikan-ikan pelagis, diantaranya Ikan Lemuru (Sardinella
spp.), Udang (Udang Barong, lobster), Kembung (Rastrelligger spp.), Tembang (Clupea
sp.), Layang (Decapterus kuroides),
dan Belanak (Mugil sp.).
2.2 Ikan Cakalang
Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
adalah ikan berukuran sedang dari familia Scombridae (tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus.
Cakalang terbesar, panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari
18 kg. Cakalang yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm.
Nama-nama lainnya di antaranya cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo,
turingan, dan ada pula yang menyebutnya tongkol. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai skipjack
tuna.
Cakalang dikenal
sebagai perenang cepat di laut zona pelagik. Ikan ini umum dijumpai di
laut tropis dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik. Cakalang tidak
ditemukan di utara Laut Tengah. Hidup bergerombol dalam
kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor ikan). Makanan mereka berupa ikan,
krustasea, cephalopoda, dan moluska. Cakalang merupakan mangsa penting
bagi ikan-ikan besar di zona pelagik, termasuk hiu.
Ikan cakalang
adalah ikan bernilai komersial tinggi, dan dijual dalam bentuk segar, beku,
atau diproses sebagai ikan kaleng, ikan kering, atau ikan asap. Dalam bahasa Jepang, cakalang disebut
katsuo. Ikan cakalang diproses untuk membuat katsuobushi yang merupakan bahan utama dashi (kaldu ikan) untuk masakan Jepang. Di Manado, dan juga Maluku, ikan cakalang diawetkan
dengan cara pengasapan, disebut cakalang fufu (cakalang asap)
(Martasuganda, 2002).
3. METODELOGI
Dalam
menyelesaikan Pengolahan data di lakukan langkah langkah sebagai berikut:
Mencari nilai
maksimum dan minimum dari nilai FL dan mencari lebar kelas. Kemudian tentukan
panjang kelas yaitu 14. Dan buat Bin range dari tiap data pada Fl ditambah
dengan nilai lebar kelas yang telah dibulatkan.
Setelah itu Kita menggunakan fungsi fungsi
excel untuk menampilkan grafik histogram.
Dan menggunakan fungsi data analisis untuk
menampilkan nilai a dan b pada persamaan regresi linear.
Menggunakan data FL sebagai sumbu X dan GM
dan GO sebagai Y.
Dan juga menggunakan metode solver untuk
mendapatkan nilai dari regresi linear
Sehinga menghasilkan data seperti di bawah
ini:
4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Grafik Hubungan Linier GO dan GM terhadap
FL
Dari
grafik diatas diketahui bahwa nilai dari regresi GO dibandingkan FL didapat
nilai sebesar 0,795 sedangkan nilai a dan b dapat dilihat dari persamaan
y=0,261x + 15,34 . Untuk grafik hubungan GM terhadap FL didapat nilai regresi
sebesar 0,784 kemudian untuk nilai a dan b dapat dilihat dari persamaan y=0,376 + 14,43. Nilai regresi linear dari
grafik tersebut mendekati nilai 1 yang artinya pengukuran juga mendekati
sempurna.
4.2 Tabel Anova
Tabel 1. Perbandingan
nilai GM dengan FL
ANOVA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Df
|
SS
|
MS
|
F
|
Significance F
|
|
|
Regression
|
1
|
548.8756
|
548.8756
|
446.971702
|
8.95627E-43
|
|
|
Residual
|
123
|
151.0425
|
1.227987
|
|
|
|
|
Total
|
124
|
699.9181
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Coefficients
|
Standard Error
|
t Stat
|
P-value
|
Lower 95%
|
Upper 95%
|
Lower 95,0%
|
Intercept
|
14.43557
|
0.978936
|
14.74618
|
5.74663E-29
|
12.49782489
|
16.37331
|
12.49782
|
X Variable 1
|
0.376853
|
0.017825
|
21.14171
|
8.95627E-43
|
0.341569119
|
0.412136
|
0.341569
|
Tabel 2 . Perbandingan
nilai GO dengan FL
ANOVA
|
|
|
|
|
|
|
|
df
|
SS
|
MS
|
F
|
Significance F
|
|
Regression
|
1
|
264.249
|
264.249
|
477.5372537
|
3.58045E-44
|
|
Residual
|
123
|
68.06301
|
0.553358
|
|
|
|
Total
|
124
|
332.312
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Coefficients
|
Standard Error
|
t Stat
|
P-value
|
Lower 95%
|
Upper 95,0%
|
Intercept
|
15.34547
|
0.657144
|
23.35176
|
4.92851E-47
|
14.04469623
|
16.64625
|
X Variable 1
|
0.261482
|
0.011966
|
21.85263
|
3.58045E-44
|
0.237796424
|
0.285167
|
Dari
kedua tabel anova didapatkan nilai a dan b yang sama dengan grafik . Pada tabel
anova nilai a ditunjukan pada nilai intercept sedangkan nilai b ditunjukkan
pada nilai x variable .
5.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Hasil yang didapat dari praktikum ini
adalah nilai regresi antara GM dan FL adalah sebesar 0,784 dan hubungan GO
dan FL adalah sebesar 0,795 yang dimana
mendekati nilai 1. Dengan nilai tersebut maka pengukuran dapat dikatakan
mengalami galat yang kecil, sehinggan dapat dikatan berhasil.
5.2
Saran
Saran praktikum ini adalah data yang
diambil seharusnya lebih bervariasi untuk setiap kelompok, sehingga kita dapat
mengetahui perbedaan nilai yang bervariasi. Kemudian setiap assisten juga harus
memegang satu kelompok praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa,A.U. Fishing
Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.
Ayodhyoa,A.U. Metode
Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1981.
Klust,Gerhard. Bahan Jaring
Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan.
Semarang. 1987.
Martasuganda S. 2002. Jaring
Insang (Gillnet). Bogor: Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar