Sabtu, 07 September 2013

Laporan EPI: ANALISIS DATA SELEKTIVITAS GILLNET 1



M.K. Eksploratori Penangkapan Ikan

Hari/Tanggal : Rabu, 20 Februari 2013

Praktikum ke-2


LAPORAN 1

ANALISIS DATA SELEKTIVITAS GILLNET 1

Dosen: Dr. Sulaeman Martasuganda, B.FishSc, M.Sc


Kelompok :
1.      I Gede Wahyu D                     (C54100011)
2.      Eko Harsono                            (C54100016)
3.      R Ahmad Azhar W A             (C54100032)
4.      Adhimas Agung Permadi        (C54100039)
5.      Deni yan Koesyana                 (C54100055)






DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
1.      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Gillnet adalah jaring insang yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap. Jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan yang horizontal migration dan vertical migrationnya tidak seberapa aktif Jenis ikan yang tertangkap termasuk yang berenang dekat permukaan laut yaitu cakalang, jenis tuna, flying fish, dllsedangkan jenis ikan demersal/bottom yang tertangkap oleh gillnet adalah jenis udang, lobster, kepiting, dll.  Pada umumnya yang disebut gillnet adalah jaring yang berbentuk empatpersegi panjang, mempunyai mata jaring yang ukurannya sama pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya (Ayodhyoa, 1974).
Semakin berkembangannya jaman, pengukuran ikan dapat dilakukan dengan Microsoft excel . Pengukuran yang didapat dari Microsoft Excel seperti panjang cagak , panjang total dan diameter ikan . Selain itu juga kita dapat mengetahui galat dari pengukuran tersebut . Jika nilai r yang didapat mendekati satu maka hasil yang didapat semakin bagus . Dengan adanya pengukuran melalui Microsoft Excel ini dapat mengefesienkan dalam proses pengukuran ikan .

1.2  Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menghitung panjang cagak, panjang total, dan diameter badan ikan dengan menggunakan microsoft excel dan fungsi-fungsinya.







2.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1                 Jaring Insang/Gillnet
2.1.1        Pengertian
                 Jaring insang (gillnet) merupakan salah satu jenis alat penangkapan ikan yang sifatnya menetap. Berdasarkan metode pengoperasiannya dikenal tiga macam gillnet, yaitu gillnet permukaan (surface gillnet), gillnet dasar (bottom gillnet), gillnet pertengahan (midwater gillnet) dan gillnet yang dihanyutkan (drift gillnet). Berdasarkan kedudukan alat pasang, gillnet dibedakan menjadi 2 yaitu gillnet tetap dan gillnet hanyut. Gillnet merupakan alat tangkap yang berbentuk persegi panjang dengan pelampung pada tali ris atas dan pemberat pada tali ris bawah. Prinsip pengoperasian alat tangkap gill net yaitu  ikan  tertangkap dengan terjerat pada bagian insangnya dan terpuntal pada badan jaring.  Dalam paper ini jenis gillnet yang akan dibahas adalah gillnet tetap atau set gillnet.

2.1.2        Klasifikasi
     Gillnet yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap. Menurut Klust, 1987 jaring insang (gillnet) adalah satu jenis alatpenangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran mata jaring (mesh size) sama, jumlah mata jaring ke arah horizontal (meshlenght / ML) jauh lebih banyak dari jumlah mata jaring ke arah vertikal (meshdepth / MD). Pada lembaran jaring bagian atas diletakkan pelampung (floats) dan pada bagian bawah diletakkan pemberat (sinkers). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari floats yang bergerak ke atas dan sinking force dari sinker di tambah berat jaring dalam air yang bergerak ke bawah, maka jaring akan terentang (Ayodhyoa, 1981).
3.      Gambar alat tangkap gillnet
Ada beberapa bagian-bagian alat yang dimiliki oleh Gill net, yaitu :
1. Jaring Utama
Jaring utama merupakan sebuah lembaran jaring yang tergantung pada tali ris atas.
2. Tali Ris Atas
Tali ris atas adalah tempat untuk menggantungkan jaring utama dan tali pelampung. Untuk menghindarkan agar gillnet tidak terbelit sewaktu dioperasikan (terutama pada bagian tali ris atasnya) biasanya tali ris atas dibuat rangkap dua dengan arah pintalan yang berlawanan (S — Z). Dalam hal ini, tali ris atas yang satu merupakan tali tempat diikatkannya jaring utama sedangkan tali yang lain untuk melekatkan pelampung.
3. Tali Ris Bawah
Pada gillnet permukaan jarang menggunakan tali ris bawah, sedangkan pada gillnet pertengahan dan gillnet dasar kadang-kadang dipergunakan tali ris bawah. Tali ris bawah ini fungsinya untuk tempat melekatnya pemberat.
4. Tali Pelampung
Untuk gillnet pertengahan dan gillnet dasar di samping tali ris atas yang berfungsi untuk melekatkan pelampung jaring, masih adalagi pelampung tambahan yang berada di permukaan perairan yang berfungsi sebagai tanda tempat gillnet dioperasikan. Pelampung ini biasanya dipasang pada tiap-tiap piece (pada sambungan antara piecedengan piece).
Tali pelampung ini, terentang panjangnya dari tempat pemasangan alat itu, kedudukan alat dipasang sampai permukaan laut. Biasanya pelampung berbentuk bulat dan besar, lebih besar dari pelampung yang melekat pada tali ris atas, dan diberi bendera.
5. Pelampung
Pada gillnet permukaan, pelampung berfungsi untuk mengapungkan seluruh alat.
4.     
Gambar 4. Pelampung Jaring
Sedangkan pada gillnet pertengahan fungsi pelampung adalah untuk mengangkat tali ris atas dan menempatkan gillnet dikehendaki lapisan perairan yang dikehendaki. Pada gillnet dasar, pelampung hanya berfungsi untuk mengangkat tali ris atas saja agar gillnet dapat berdiri tegak (vertikal) terhadap permukaan air laut.Untuk gillnet pertengahan dan gillnet dasar disamping pelampung yang melekat pada tali ris atas, diperlukan juga pelampung tam-bahan yang berfungsi sebagai tanda dipermukaan perairan.

6. Pemberat
Pemberat gunanya untuk menenggelamkan alat atau bagian dari alat.
Gambar 5. Pemberat
Pada gillnet permukaan, (surface gillnet) pemberat berfungsi untuk menenggelamkan bagian bawah jaring.Pada gillnet pertengahan, pemberat di samping untuk menenggelamkan bagian bawah jaring, juga berfungsi untuk menenggelamkan seluruh jaring sampai kedalaman yang ditentukan. Dalam hal ini pemberat dan berat seluruh alat bekerja sama dengan pelampung terutama dalam penentuan buoyancy.Pada gillnet dasar, pemberat bersama dengan berat jaring dan seluruh alat dalam air berfungsi untuk menenggelamkan seluruh alat sampai ke dasar perairan.
6.      Tali slambar
Pada ujung gillnet (yang pertama diturunkan sewaktu operasi) dipasang tali slambar yang disebut tali slambar depan dan berguna untuk mengikatkan ujung gillnet dengan pelampung tanda. Demikian juga pada ujung gillnet yang lain diikatkan tali slam-bar yang disebut tali slambar belakang. Fungsi tali slambar belakang di samping untuk mengikatkan ujung gillnet dengan pelampung tanda kadang-kadang juga untuk mengikatkan gillnet tersebut dengan kapal.

2.1.3 Cara Ikan Tertangkap
            Gillnet tetap cara pengoperasiannya adalah dengan merentangkan jaring pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti ikan cucut (Stegostama sp.), ikan tuna (Thunnus sp.), yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol (Thunnus tonggol), cakalang (Katsuwonus pelamis), kwe, layar (Istiophorus orientalis), selar (Selaroides leptolepis), dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini (Martasuganda, 2002).
            Hasil tangkapan dari jaring insang ini bermacam-macam, namun alat ini lebih banyak menangkap ikan-ikan pelagis, diantaranya Ikan Lemuru (Sardinella spp.), Udang (Udang Barong, lobster), Kembung (Rastrelligger spp.), Tembang (Clupea sp.), Layang (Decapterus kuroides), dan Belanak (Mugil sp.).

2.2 Ikan Cakalang
Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang dari familia Scombridae (tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Cakalang terbesar, panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranya cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnya tongkol. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai skipjack tuna.
Cakalang dikenal sebagai perenang cepat di laut zona pelagik. Ikan ini umum dijumpai di laut tropis dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik. Cakalang tidak ditemukan di utara Laut Tengah. Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor ikan). Makanan mereka berupa ikan, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Cakalang merupakan mangsa penting bagi ikan-ikan besar di zona pelagik, termasuk hiu.
Ikan cakalang adalah ikan bernilai komersial tinggi, dan dijual dalam bentuk segar, beku, atau diproses sebagai ikan kaleng, ikan kering, atau ikan asap. Dalam bahasa Jepang, cakalang disebut katsuo. Ikan cakalang diproses untuk membuat katsuobushi yang merupakan bahan utama dashi (kaldu ikan) untuk masakan Jepang. Di Manado, dan juga Maluku, ikan cakalang diawetkan dengan cara pengasapan, disebut cakalang fufu (cakalang asap) (Martasuganda, 2002).




3. METODELOGI
Dalam menyelesaikan Pengolahan data di lakukan langkah langkah sebagai berikut:
Mencari nilai maksimum dan minimum dari nilai FL dan mencari lebar kelas. Kemudian tentukan panjang kelas yaitu 14. Dan buat Bin range dari tiap data pada Fl ditambah dengan nilai lebar kelas yang telah dibulatkan.
Setelah itu Kita menggunakan fungsi fungsi excel untuk menampilkan grafik histogram.
Dan menggunakan fungsi data analisis untuk menampilkan nilai a dan b pada persamaan regresi linear.
Menggunakan data FL sebagai sumbu X dan GM dan GO sebagai Y.
Dan juga menggunakan metode solver untuk mendapatkan nilai dari regresi linear
Sehinga menghasilkan data seperti di bawah ini:



4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Grafik Hubungan Linier GO dan GM terhadap FL
            Dari grafik diatas diketahui bahwa nilai dari regresi GO dibandingkan FL didapat nilai sebesar 0,795 sedangkan nilai a dan b dapat dilihat dari persamaan y=0,261x + 15,34 . Untuk grafik hubungan GM terhadap FL didapat nilai regresi sebesar 0,784 kemudian untuk nilai a dan b dapat dilihat dari persamaan  y=0,376 + 14,43. Nilai regresi linear dari grafik tersebut mendekati nilai 1 yang artinya pengukuran juga mendekati sempurna.
4.2 Tabel Anova
Tabel 1. Perbandingan nilai GM dengan FL
ANOVA








Df
SS
MS
F
Significance F


Regression
1
548.8756
548.8756
446.971702
8.95627E-43


Residual
123
151.0425
1.227987




Total
124
699.9181














Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95,0%
Intercept
14.43557
0.978936
14.74618
5.74663E-29
12.49782489
16.37331
12.49782
X Variable 1
0.376853
0.017825
21.14171
8.95627E-43
0.341569119
0.412136
0.341569
Tabel 2 . Perbandingan nilai GO dengan FL
ANOVA







df
SS
MS
F
Significance F

Regression
1
264.249
264.249
477.5372537
3.58045E-44

Residual
123
68.06301
0.553358



Total
124
332.312












Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95,0%
Intercept
15.34547
0.657144
23.35176
4.92851E-47
14.04469623
16.64625
X Variable 1
0.261482
0.011966
21.85263
3.58045E-44
0.237796424
0.285167
            Dari kedua tabel anova didapatkan nilai a dan b yang sama dengan grafik . Pada tabel anova nilai a ditunjukan pada nilai intercept sedangkan nilai b ditunjukkan pada nilai x variable .












5.      PENUTUP

5.1  Kesimpulan
         Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah nilai regresi antara GM dan FL adalah sebesar 0,784 dan hubungan GO dan  FL adalah sebesar 0,795 yang dimana mendekati nilai 1. Dengan nilai tersebut maka pengukuran dapat dikatakan mengalami galat yang kecil, sehinggan dapat dikatan berhasil.

5.2  Saran
         Saran praktikum ini adalah data yang diambil seharusnya lebih bervariasi untuk setiap kelompok, sehingga kita dapat mengetahui perbedaan nilai yang bervariasi. Kemudian setiap assisten juga harus memegang satu kelompok praktikum.


















DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.
Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.          1981.
Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah          BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.           1987.
Martasuganda S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Bogor: Program Studi         Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor







Tidak ada komentar:

Posting Komentar