Senin, 29 Oktober 2012

PEMANFAATAN OKSIGEN TERLARUT

Oksigen merupakan gas terlarut penting di dalam air laut karena mengontrol kimia redoks air laut melalui reduksi oksigen dan oksidasi bahan organik. Dalam air laut bahan organik partikel terdapat dalam berbagai bentuk seperti hasil ekskresi, molt, agregasi bahan organik terlarut, bahan hidup dan juga yang mati. Sebagian besar dari bahan yang mati atau fraksi detrital terdekomposisi oleh aktifitas bakteri, protozoa, jamur dan hewan. Proses dekomposisi dapat digambarkan sebagai berikut: (CH2O)106(NH3)16H3PO4 + 138 O2 106 CO2 + 122 H+ + 16 HNO3 + H3PO4 Karena respirasi mengkonsumsi oksigen terlarut, kondisi perairan terhadap oksigen terlarut akan menjadi kurang jenuh. Pada daerah termoklin umumnya menunjukkan daerah berkonsentrasi oksigen yang paling rendah karena pengaruh: a. Stratifikasi densitas yang jelas menghambat percampuran vertikal b. Tingginya fluks bahan organik c. Kondisi adveksi horizontal yang relatif lamban Kondisi-kondisi ini menyebabkan penumpukan POM (Particulate Organic Matter) tinggi yang juga diikuti oleh konsumsi oksigen terlarut berlebih di termoklin. Kondisi tak jenuh ini dapat juga terjadi di perairan lebih dalam. Prinsip Penentuan Pemanfaatan Oksigen Secara alamiah air permukaan laut akan mengalami adveksi ke perairan lebih dalam. Di permukaan, masa air akan mengabsorpsi oksigen dimana kandungan oksigen permukaan berkesetimbangan dengan atmosfer sebagai NAEC (Natural Atmospheric equilibrium concentration), dan saat air bergerak ke perairan dalam selain akan terjadi penambahan oksigen terlarut karena adveksi, tetapi juga terjadi pemanfaatan oksigen. Perbedaan nilai konsentrasi oksigen teramati (insitu) terhadap NAEC ini disebut dengan AOU (apparent oxygen utilization) dalam satuan µmol/Kg air laut atau: AOU = NAEC – [O2] insitu Dalam praktikum ini, proses isolasi air laut akan diterapkan dengan cara memasukkan air ke dalam suatu serangkaian botol uji. Sebelum dimasukkan, air uji diaerasi dalam beberapa waktu. Botol tersebut kemudian ditutup dan disimpan, sehingga tidak terjadi proses difusi dan penambahan okesigen dari bakteri autotropik, kecuali kemungkinan pemanfaatannya. Kondisi ini dianggap sebagai proses pemanfaatan oksigen yang terjadi pada saat air bergerak dari permukaan ke wilayah yang lebih dalam. Selanjutnya kandungan oksigen terlarut diukur sebelum dan sesudah inkubasi. Nilai pengamatan sebelum inkubasi dianggap sebagai NAEC, sedangkan nilai oksigen teramati setelah inkubasi dianggap sebagai [O2] insitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar