Minggu, 03 Juni 2012

Laporan Hasil Fieldtrip Biologi Laut

IDENTIFIKASI JENIS LAMUN DI PANTAI PANGUMBAHAN, SUKABUMI, JAWA BARAT IDENTIFICATION OF SEAGRASS SPECIES IN PANGUMBAHAN BEACH, SUKABUMI, WEST JAVA Oleh : Kelompok 22* Asisten: Casti Hasan Sanapi *) Safira Qisthina (C14100061), Harry Daniel Marpaung (C14100018), Steven (C14100075), Andi Ranti (C14100005), Serli Chelya S (C24100062), Siska Agustina (C24100013), Putri Wahyuni (C54100038), Agung ( Cxxxxxx) , Deni Yan Kusyana (C54100055) Abstrak Lamun adalah tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang telah beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di air laut. Perakaran dan sistem rhizoma ditemukan antara batas terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu dimana matahari masih dapat mencapai dasar laut. Lamun yang ditemukan di pantai Pangumbahan Sukabumi, Jawa Barat pada area pengambilan sampel sepanjang 50 meter ada 2 jenis yaitu Thalassia sp. dan Halophila sp. Organisme asosiasi pada padang lamun sangat melimpah, hal ini karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi juga merupakan sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Kata kunci: lamun, ekosistem, pantai, thalassia sp, Halophila sp. Abstract Seagreass is a high species of plant (Angiospermae) has been adaptation for survival in sea underwater. Root and rhizome system was found between the lower limit of the tidal area up to a certain depth where the sun can still reach the sea floor. Seagrasses are found in coastal Pangumbahan Sukabumi, West Java in the sampling area along the 50 meters there are 2 types of Thalassia sp. and Halophila sp. Organisms on seagrass association are very abundant, it is because seagrasses are used as protection and concealment from predators and high flow velocity is also a good food source leaves and epiphytes or detritus. Keywords : : Seagrass, ecosystems, beaches, Thalassia sp, Halophila sp. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan ekosistem darat. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka pasir dari pantai membentuk gundukan ke arah darat. Secara geografis setelah gundukan pasir biasanya terdapat hutan yang dinamakan hutan pantai dengan tumbuhan yang sudah teradaptasi dan iklim yang terdapat di daerah pesisir dan tumbuhan pada hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut bergerombol membentuk unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling dominan. Tumbuhan pada ekosistem pantai terbagi menjadi tiga bagian yaitu ekosistem mangrove, ekosistem lamun, dan ekosistem terumbu karang. Lamun merupakan salah satu ekosistem penting guna menunjang keseimbangan pada daerah pesisir. Perannya yang besar untuk mendukung kehidupan biota dan menjadi tempat untuk mencari makanan dan menjadi tempat untuk hidup bagi beberapa spesies juga berguna untuk menahan gelombang yang sudah dipecah oleh terumbu karang. Pangumbahan merupakan salah satu tempat yang masih memiliki ekosistem lamun yang berfungsi sebagai tempat untuk mencari makan ataupun play ground bagi biota di pangumbahan. Lamun yang hidup disana masih beragam dan masih bisa dieksplorasi keberadaaannya terlebih terdapatnya penangkaran penyu yang secara tidak langsung maupun langsung di pengaruhi oleh ekosistem lamun. 1.2 Tujuan Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui spesies dan ekosistem yang terdapat pada daerah pesisir di pantai pangumbahan, Sukabumi, Jawa barat dan untuk mengidentifikasi biota yang terdapat pada ketiga ekosistem yaitu terumbu karang, lamun, dan mangrove. Selain itu untuk mengetahui biota asosiasi pada ekosistem lamun, jenis lamun dan mengaplikasikan pengetahuan mahasiswa di lapangan. 2. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Fieldtrip Biologi Laut dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Maret 2012 pukul 14.00-17.00 di Pantai Pangumbahan, Kecamatan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Gambar 2.1 Peta Ujung genteng 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam pengamatan ekosistem lamun antara lain tali raffia 50 meter, kamera, botol, plastik ziplock, alat tulis, kertas newtop, koran dan pressan. Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%. 2.3 Metode Pengambilan Data Tali raffia diletakkan sepanjang 50 meter ke arah laut (tegak lurus pantai) pada lokasi yang telah ditentukan. Sepanjang transek garis, biota yang terdapat pada jarak 1 meter dari kiri dan kanan tali diamati. Biota yang terdapat dalam transek dicatat, difoto dan diambil sebagai sampel. Sampel lamun dimasukkan kedalam platik ziplock sementara sampel hewan dimasukkan kedalam botol. Setelah itu lakukan pengawetan sampel. Pengawetan sampel untuk lamun dilakukan dengan cara tumbuhan lamun dibungkus dengan kertas Koran kemudian dipress sehingga kadar airnnya berkurang. Sedangkan untuk biota yang berasosiasi dengan lamun dilakukan pengawetan basah. Ke dalam botol jar atau plastic ziplock dimasukkan alkohol 70%. 2.4 Analisis Data Analisis yang dilakukan untuk praktikum kali ini adalah data biota, data substrat dan biota yang diambil. Sedangkan untuk labelling pada sampel meliputi Filum, nama ilmiah, nomor label, nama lokal, waktu pengambilan, hari, dan tanggal pengambilan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Beberapa spesies lamun yang ditemukan di ekosistem pesisir pantai pangumbahan dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. pengamatan lamun yang ditemukan di Pangumbahan Jenis lamun (foto) Jenis substrat Tipe perakaran Biota asosiatif / epibion Thalassia hemprichii Pasir kasar Akar berbuku-buku pendek Udang, Kepiting, Ikan kecil, crustacean, makro algae Halophila ovalis Pasir halus Akar jarang-jarang Udang, Kepiting, Ikan kecil, crustacean, makro algae 3.2 Pembahasan Lamun adalah tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang telah beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di air laut. Perakaran dan sistem rhizoma ditemukan antara batas terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu dimana matahari masih dapat mencapai dasar laut. Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yakni monoecious (dimana bunga jantan dan betina berada pada satu individu) dan dioecious (dimana jantan dan betina berada pada individu yang berbeda). Peyerbukan terjadi melalui media air (penyerbukan hydrophyllous). Di Indonesia tercatat ada 12 spesies lamun (dari 49 spesies yang ada diseluruh dunia) ditambah 1 spesies lagi, Halophila beccari yang diperkirakan ada (LIPI, 2010). Bentuk lamun menyerupai rumput, namun dapat hidup terendam di perairan laut. Lamun mengangkut nutrien, air, dan gas menggunakan jaringan pembuluh angkut. Pertukaran gas pada lamun dilakukan melalui mulut daun atau stomata. Batang lamun memiliki sistem akar yang meluas sehingga dapat mampu bertahan terhadap pengaruh ombak dan pasang surut di daerah pantai (Yusri et al. 2009). Lamun yang ditemukan di pantai Pangumbahan Sukabumi, Jawa Barat pada area pengambilan sampel sepanjang 50 meter ada dua jenis yaitu Thalassia sp. dan Halophila sp. yang telah diidentifikasi di labolatorium spesiesnya adalah Thalassia hemprichii dan Halophila ovalis membentuk padang lamun yang menghampar luas sepanjang pantai yang diamati. Thalassia hemprichii mempunyai karakteristik pertumbuhan magnozosterids yaitu bentuk daun panjang dan agak lebar. Jenis lamun ini mendominasi area pengambilan sampel membentuk padang lamun. Thalassia hemprichii pada area sampel berasosiasi dengan beberapa biota yaitu crustacea yang hidup pada cangkang gastropoda, nekton/ikan (gelodok, tiger fish, kambing-kambing kecil) dan mikro algae yaitu Ulva sp. yang oleh masyarakat setempat menyebutnya “jukut” yang artinya rumput, sering juga disebut sebagai salad laut dan Padina sp. yang berbentuk seperti jamur dan berwarna coklat (Phaeophyceae). Halophila ovalis berbentuk bulat telur, tipis, seperti tombak dengan karakteristik pertumbuhan Halophilids. Lamun ini ditemukan pada tempat hidup yang sama dengan Thalassia hemprichii dan berasosiasi dengan makro algae (Ulva sp., Euchema, Brugoecenia, Turbinaria), crustacea yang hidup pada cangkang gastropoda, nekton, bintang ular, murai, dan sponge. Organisme asosiasi pada padang lamun sangat melimpah, hal ini karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan tempat persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi juga merupakan sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna (Syari 2005). Kedua jenis lamun yang ditemukan hidup pada sustrat halus sesuai dengan ukurannya yang kecil. Menurut Syari (2005) hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi oleh lamun, mulai substrat yang berlumpur sampai berbatu. Namun padang lamun yang khas lebih sering ditemukan di substrat lumpur berpasir. Semua jenis lamun yang ditemukan hidup pada kedalaman kurang dari 10 m kedalaman masuknya cahaya matahari yang diperlukan lamun untuk melakukan fotosintesis. (Bengen 2001 dalam Yusri S.et al 2009). Jika dilihat dari keanekaragamannya maka pantai Pangumbahan memiliki keanekaragaman jenis lamun yang rendah. Ada kecendrungan bagi suatu spesies tertentu untuk mendominasi habitat dasar perairan pesisir pantai. Dominasi ini terutama oleh spesies Thalassia hemprichii yang merupakan spesies kosmopolitan dan memiliki ketahanan tinggi untuk mengatasi tekanan lingkungan yang ekstrim. Di sisi lain, Thalassia hemprichii juga memiliki penyebaran yang bersifat seragam, artinya bahwa spesies ini mampu untuk hidup di habitat manapun yang memiliki kondisi lingkungan sesuai. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum lapang pengamatan biota mangrove, lamun, dan terumbu karang di Pangumbahan Sukabumi, praktikan berhasil memperoleh beberapa sampel spesies asli yang hidup di ketiga ekosistem tersebut. Sampel spesimen yang ditemukan pada ekosistem ada yang dalam bentuk asosiasi atau simbion serta tunggal. Pada daerah lamun banyak ditemukan Padina sp. rumput laut, bulu babi, Halodule minor, dan lainnya. Pada ekosistem mangrove, bisa dikatakan sangat sedikit tumbuhan yang dapat ditemukan. Sonneratia sp. dan Lumnitzera sp. contoh tumbuhan mangrove yang masih sempat diamati. Praktikan juga telah berhasil melakukan pengawetan menggunakan metode basah untuk biota yang dominan ditemukan dari lamun dan coral, sedangkan tumbuhan dari ekosistem mangrove diawetkan membentuk Herbarium atau metode pengawetan kering. 4.2 Saran Saran untuk fieldtrip yang akan datang sebaiknya pengamatan di ekosistem mangrove diberikan waktu yang lebih banyak untuk melakukan observasi dan diskusi. 5. DAFTAR PUSTAKA Lipi.2010.Seagrass Indonesia(terhubung berkala) http://seagrassindonesia.oseanografi.lipi.go.id/id/tentang-lamun.html Pada tanggal 18 Mei 2011. Syari I.A.2004. Asosiasi Gastropoda Di Ekosistem Padang Lamun Perairan Pulau Lepar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (terhubung berkala) http://www.repository.ipb.ac.id pada tanggal 18 Mei 2011. Yusri S. et al. 2009. Mengenal Alam Pesisir Kepulauan Seribu. PT. Penerbit IPB press.Jakarta:x + 106 hlm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar