PENGENALAN ECHOVIEW
INTRODUCTION
OF ECHOVIEW
Deni Yan Koesyanaa*
*Kelompok
8
*Departemen
Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut
Pertanian Bogor
Abstract
Acoustic detection
method is the process of underwater targets using sound propagation in the
medium of water through an instrument that transduce. Scattering volume can
simply be defined as a collection of target strength. Nautical
Area Scattering Coefficient (NASC) represents the value of scattering area (Sa).
Hordes
of the largest volume value for NASC value is 12469.22. Cruise track provides information on starting
GPS position coordinates to the coordinates 42o15o South and
145o18o0.17o East and ending coordinates of 42o16o0.83o
South and 145o19o0.85 East. Frequency distribution is a
histogram of biomass with varying values.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Instrumentasi Kelautan adalah
suatu bidang ilmu kelautan yang behubungan dengan alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran
dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks dalam
dunia kelautan (Day, 2011). Salah satu
instrumen dan cara dalam pengukuran di bawah air adalah menggunakan
transducer dengan metode hidroakustik.
Metode akustik adalah proses
pendeteksian target di bawah air dengan memanfaatkan perambatan suara dalam
medium air melalui sebuah instrumen yaitu transducer. Beberapa fungsi dari metode pengukuran bawah
air ini adalah mengeksplorasi sumberdaya alam yang terdapat di bawah air,
mengetahui objek apapun yang berada di dalam air, serta mengukur kedalaman
suatu perairan. Metode akustik memiliki kelebihan untuk mengetahui objek dan
kedalaman secara real time, tepat,
dan akurat, serta tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan objek yang di
amati. Metode ini juga dapat dipakai jika dengan metode lain tidak bisa atau
tidak mungkin dilakukan.
Data akustik yang telah di
peroleh pada hasil survei lapangan dapat di olah menjadi sebuah data. Program
pemprosesan data tersebut umumnya menggunakan program Echoview. Echoview
merupakan salah satu software
pengolahan data dari echosounder dan sonar.
Echoview didirikan pada tahun 1995 dan merupakan software unggulan Myriax.
1.2 Tujuan
Praktikum
ini bertujuan mengetahui penggunaan software
echoview dalam pengolahan data echo
secara sederhana.
2.
METODOLOGI
2.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum
Akustik Kelautan dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Februari 2013 yang bertempat
di RK. P21 pukul 15.00 – 18.00.
2.2 Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop dan software Echoview 4.
2.3 Prosedur
Kerja
Pengolahan data echoview di dalam
software bertujuan untuk mendapatkan
grafik distribusi dan juga nilai SV mean. Prosedur kerja pengolahan data dapat
dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Gambar
1. Diagram alir pengolahan data echoview
Echoview
dapat memberikan informasi data hasil pengolahan data dari echosounder. Informasi yang di berikan dapat mengenai ping,
kedalaman, Sa, dan Sv.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Scattering Volume
(SV)
Scattering
volume secara
sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan dari target strength. SV biasa digunakan untuk menduga biomassa ikan di
kolom perairan. Biomassa ikan yang besar memiliki nilai SV yang tinggi.
3.2 NASC
Nautical
Area Scattering Coefficient (NASC) mewakili nilai scattering area (Sa). Sa
merupakan luasan area yang terbentuk
akibat pemancaran hambur balik. Objek di kolom perairan akan memantulkan suara
yang dipancarkan.
3.3 Data
Ping, Kedalaman, SV mean dan NASC
Data yang didapat pada praktikum
ini berupa ping, kedalaman, SV mean, dan NASC. Berikut Tabel 1 Ping, Kedalaman,
SV, Nasc.
Ping
|
Kedalaman (m)
|
SV mean
|
NASC
|
42 – 156
|
209.97
|
-55.22
|
1398.53
|
35 – 52
|
225.60
|
-54.25
|
752.34
|
42 – 156
|
213.19
|
-55.95
|
907.62
|
162 – 172
|
226.66
|
-60.8
|
131.01
|
251 – 274
|
206.63
|
-65.05
|
418.77
|
284 – 363
|
204.67
|
-58.29
|
1563.22
|
382 – 453
|
218.44
|
-57.15
|
243.20
|
448 – 475
|
196.53
|
-63.73
|
614.77
|
485 – 593
|
198.89
|
-58.31
|
321.41
|
539 – 568
|
195.01
|
-59.38
|
328.99
|
648 – 701
|
193.48
|
-61.13
|
1692.74
|
703 – 734
|
202.45
|
-56.35
|
1594.27
|
723 – 743
|
232.09
|
-53.79
|
671.34
|
809 – 817
|
197.15
|
-57.32
|
1816.21
|
819 – 831
|
220.13
|
-52.91
|
12469.22
|
Tabel 1. Data Ping, kedalaman, SV mean, dan NASC
Data Tabel di atas menunjukkan
bahwa semakin besar rentang ping dan kedalaman yang didapat, semakin besar juga
nilai NASC dan SV mean suatu objek.
Gerombolan nilai volume terbesar
untuk nilai Nasc adalah 12469,22 artinya jika nilai ini semakin besar maka
luasan hambur balik yang di pancarkan oleh objek ini semakin tinggi. Oleh
karena itu nilai dapat dikatakan objek ini memiliki nilai TS yang besar pula.
Semakin kuat suatu volume objek memantulkan gelombang maka nilai Nasc juga
semakin besar.
3.4 Cruise Track
Cruise
track merupakan
informasi mengenai posisi GPS jalur kapal saat observasi berlangsung. Gambar 2
di bawah menggambarkan cruise track saat
pengambilan data.
Gambar 2. Cruise track
Pengambilan data dimulai pada
koordinat 145o18o0.17o BT dan 42o15o
LS dan berakhir pada kordinat 145o19o0.85 BT dan 42o16o0.83o
LS. Tracking berkualitas baik yang
diwakili dengan warna hijau.
3.5 Frekuensi
Distribusi
Distribusi frekuensi menunjukkan
sebaran frekuensi pada rentang SV tertentu. Frekuensi yang tinggi pada SV
tertentu berhubungan dengan biomassa objek (ikan) pada kolom perairan. Berikut
ini merupakan frekuensi distribusi pada schooling
ikan.
Gambar 3. Frekuensi distribusi
(ping 42 – 156)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -55.22 dB dengan sebaran frekuensi pada
rentang -70 – -40 dB. Nilai frekuensi terbesar pada rentang SV -58 – -55 dB
yaitu 17%.
Gambar 4. Frekuensi distribusi
(35 – 52)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -54.25 dB dengan sebaran frekuensi pada
rentang -70 – -40 dB. Nilai frekuensi terbesar pada rentang SV -67 – -64 dB
yaitu 17%.
Gambar 5. Frekuensi distribusi
(ping 42 – 156)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -55.95 dB dengan sebaran frekuensi pada
rentang -70 – -40 dB. Nilai frekuensi terbesar pada rentang SV -58 – -55 dB
yaitu 19%.
Gambar 6. Frekuensi distribusi
(ping 162 – 172)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -60.8 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -49 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -67 – -58 dB yaitu 20%.
Gambar 7. Frekuensi distribusi
(ping 251 – 274)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -65.05 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -43 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -70 – -67 dB yaitu 30%.
Gambar 8. Frekuensi distribusi
(ping 284 – 363)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -58.29 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -40 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -64 – -61 dB yaitu 19%.
Gambar 9. Frekuensi distribusi
(ping 382 – 453)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -57.15 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -49 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -70 – -67 dB yaitu 19%.
Gambar 10. Frekuensi distribusi
(ping 448 – 475)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -63.73 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -43 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -67 – -64 dB yaitu 26%.
Gambar 11. Frekuensi distribusi
(ping 485 – 593)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -58.31 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -43 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -64 – -58 dB yaitu 18%.
Gambar 12. Frekuensi distribusi
(ping 539 – 568)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -59.38 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -46 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -70 – -67 dB yaitu 23%.
Gambar 13. Frekuensi distribusi
(ping 648 – 701)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -61.13 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -43 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -70 – -67 dB yaitu 23%.
Gambar 14. Frekuensi distribusi
(ping 703 – 734)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -56.35 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -40 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -67 – -64 dB yaitu 23%.
Gambar 15. Frekuensi distribusi
(ping 723 – 743)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -53.79 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -43 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -58 – -55 dB yaitu 17%.
Gambar
16. Frekuensi distribusi (ping 809 – 817)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -57.32 dB dengan sebaran frekuensi pada rentang -70 – -40 dB. Nilai
frekuensi terbesar pada rentang SV -58 – -55 dB yaitu 17%.
Gambar 17. Frekuensi distribusi
(ping 819 – 831)
Grafik menunjukkan nilai SV mean
sebesar -52.91 dB dengan sebaran frekuensi pada
rentang -70 – -28 dB. Nilai frekuensi terbesar pada rentang SV -58 – -55 dB
yaitu 18%.
4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Echoview merupakan salah satu software pengolah data echosounder. Melalui program echoview
data hasil survei dapat di olah sehinga menjadi data yang dapat menunjukan
nilai grafik sebaran, NASC, SV mean dan cruise
track. Biomassa ikan di kolom perairan dapat diduga berdasarkan nilai SV
mean dan NASC. Cruise track yang baik
diwakili dengan warna hijau. Cruise track
menunjukkan posisi GPS saat observasi berlangsung.
4.2 Saran
Pengolahan data menggunakan
echoview dipertimbangkan data yang diolah. Artinya data yang akan di input
diusahakan adalah data yang valid agar hasil pengolahan bernilai valid. Dalam
pengolahan data perlu dengan teliti dalam memprosesnya.
DAFTAR
PUTAKA
Day .H.
2011. Instrumentasi Kelautan. [http://hendar08.com/2011/04/instrumentasi-kelautan.html].
[21 Feb 2013].
Lennan,
Mac dan John Simmonds. 1992. Fisheries
Acoustics Theory and Practice. Oxford: Blackwell science.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar