Minggu, 20 November 2011

Pole and Line

Pole and Line
1. Definisi dan Klasifikasi
Pole and line atau disebut biasa juga dengan “pancing gandar” karena pancing ini menggunakan gandar, walesan, joran atau tangkal ( rod or pole ). Jadi semua pancing yang menggunakan gandar sebenarnya adalah pole and line, walaupun terakhir salah kaprah karena sebutan pole and line hanya untuk penangkapan cakalang. Pada pengoperasiannya ia dilengkapi dengan umpan, baik umpan benar ( true bait ) dalam bentuk mati atau hidup maupun umpan tipuan ( imitasi ) (Taufiq, 2010).
Menurut peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER.02/MEN/2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia mengklasifikasikan pukat pantai ke dalam Pancing (Hook and Line)

2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan
Pole and line terdiri dari gandar yang bisanya terbuat dari bambu ( bamboes pole ), tali pancing dan mata pancing. Bentuk kapal pole and line memiliki beberapa kekhususan antara lain :
a. Bagian atas dek kapal bagian depan terdapat plataran ( flat form ) yang digunakan sebagai tempat memancing.
b. Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk penyimpanan ikan umpan yang masih hidup.
c. Pada kapal pole and line ini harus dilengkapi sistem semprotan air ( water splinkers system ) yang dihubungkan dengan suatu pompa.
Panjang galah biasanya tergantung ukuran perahu yaitu semakin besar ukuran perahu yang digunakan, ukuran gandar / joran juga semakin panjang dan terbuat dari bambu maupun fiberglass karena ringan dan lentur Tali utama terbuat dari bahan nylon monofilament warna merah atau hijau dan panjangnya 2/3 dari panjang galah/ gandar.
Mata pancing untuk pole and line ini ada 2 macam yaitu yang berkait balik dan tidak berkat balik, namun yang sering digunakan adalah yang tidak berkait balik. Mata pancing ini diselipkan seakan akan disembunyikan pada umpan tiruan / palsu, sehingga tidak secara langsung kelihatan menyolok. Untuk mata pancing yang berkait balik memakai umpan, yaitu umpan hidup atau masih segar. Penggunaan mata pancing ini hanya dilakukan kalau nantinya ikan yang akan ditangkap tidak suka menyambar umpan tiruan.
3. Kelengkapan Dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
Para nelayan tradisionl di Indonesia dalam operasinya masih menggunakan kapal kayu, karena disamping bahan lebih mudah didapat tapi juga harganya lebih murah. Sedangkan untuk nelayan dari jepang dapat dibedakan menjadi dua yaitu untuk kapal dengan ukuran kurang dari 60 GT di buat dari fiberglass, sedangkan yang lebih dari 70 GT dibuat dari baja.
Memancing dilakukan di haluan kapal, sedangkan semprotan air terletak di luar pagar kapal. Untuk ruangan ikan dilapisi dengan kayu, namun karena terjadi kebocoran maka plat kayu diganti dengan lapisan palt baja setebal 4,5 sampai 6 milimeter.
3.2 Nelayan
Subani (1989) menyatakan bahwa Hoke and Line termasuk alat tangkap yang relatif sulit yang dalam pengoperasiannya dan membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Nelayan pada Huhate di bagi menjadi 3 atas dasar kemampuannya dalam memancing ikan dan penempatannya pun diurutkan dan disesuaikan, umumnya nelayan yang memiliki kemampuan sudah ahli dia berada di area depan dan agak samping depan. Keahlian memancing ini mempengaruhi hasil tangkapan yang diperoleh. Keahlian dibagi 3 yaitu :
Kel 1 : 12-15 ekor / mnt
Kel2 : 7-12 ekor / mnt
Kel 3 0-7 ekor / mnt

3.3 Alat Bantu
Dalam pengoperasian pole and line, diperlukan alat bantu penengkapan yang berguna unuk membantu mengumpulkan kawanan ikan atau untukk membantu dalam kelancaran operasi penangkapan.
Alat bantu tersebut antara lain :
1.Jaring tangguk / seser
jaring tangguk berguna untuk memojokkan umpan ke suatu sudut agar mudah di tangguk dengan churchill. Sedangkan seser yang besar berguna untuk memindahkan umpan hidup ke ember dan seser kecil digunakan untuk menyebar umpan
2.Penyemprot air
Penyemprot air yang erbuat dari pipa dan erletak di bagian tepi kapal yitu dibawah para-para . penyemprot air ini bergna untuik menyemprotkan air ke arah kawanan ikaan agar kawanan ikan tersebut mengira air yang jatuh adalah umpan yang disebar sehingga mudah untuk ditangkap/ dipancing.
3. Ember
Digunakan untuk menampung umpan hidup sebelum dipindah ke seser keciluntuk disebar
4. Mesin pemancing
Mesin pemncing ini teretak pada bagian pinggir lambung kapal. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan mesin ini lebih efektif dari tenaga manusia.
5. Rumpon
Rumpon ini berguna untuk mengumpulkan kawanan ikan dan harus dipasang jauh hari sebelum operasi penangkapan, jadi tidak perlu menggunakan ikan hidup sebagai umpan namun semprotan air masih harus terus digunakan.
Metode Pengoprasian Alat
Persiapan
Tahap persiapan ini dilakukan sebelum kapal berangkat untuk mencari gerombolan ikan / fishing ground.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain :
a.Merangkai alat pancing
b. Es / freon yang digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan agar lebih awet
c. Umpan hidup, biasanya menggunakan ikan teri yang diperoleh dari hasil menjala sendiri atau membeli dari pengusaha ikan umpan
d. Ember, kaleng, jaring tangguk, seser yang berguna untuk membantu kelancaran operasi penagkapan yaitu untuk menyebarkan umpan
e. Joran / gandar yang telah dirangkai sesuai dengan sejumlah pemancing besreta cadangannya.
f. Bahan bakar untuk berangkat dan kembali dari Fishing Ground
g. Bahan Makanan untuk anak buah kapal
h. Dan alat- alat lain yang dapat membantu kelancaran operasi penangkapan.
4. Mencari Fishing Ground
Mencari gerombolan ikan
Setelah semua alat yang diperlukan dalam operasi penangkapan disiapkan, dilakukan pencarian gerombolan ikan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mencari secara langsung gerombolan ikan dengan berlayar kesana-kemari ( manouvere ) dan dengan memperhatikan kawanan burung laut atau ke tempat rumpon yang telah disiapkan sebelumnya
5. Pemancingan
Pemancingan dilakukan dengan melemparkaan ikan umpan hidup sebagai perangsang agar cakalang lebih mendekat ke arah kapal sehingga lebih udah dijangkau oleh pancing. Setelah ikan mendekat, agar umpan hidup tidak banyak terbuang, maka kran penyemprot air laut dibuka dan setelah ikan terlihat meloncat-loncat kemudian dipancing.
Kegiatan pemncingan ini dilakukan begitu rupa yaitu dengan menjatuhkan pancing ke atas permukaan air dan bila disambar oleh cakalang, dengan cepat diangkat melalui atas kepala dan secara otomatis terlempar ke dalam dek kapal. Hal demikian dilakukan hingga berulang-ulang. Pemancingan dengan cara seperti ini biasa disebut dengan cara banting. Disamping itu ada yang disebut dengan cara gepe yaitu cara pemancingan dengan pole and line dimana setelah ikan terkena pancing dan diangkat dari dalam air kemudian pengambilan dari mata pancing dilakukan dengan cara menjepit ikan diantara tangan dan badan si pemancing.
Adapun hal hal yang mempengaruhi penagkapan antara lain:
Pada penangkapan ikan dengan menggunakan pole and line ini hasil tangkapan dipengaruhi oleh
1. Kelengkapan alat bantu penangkapan
Apabila alat bantu penangkapan yang diperlukan tidak lengkap dapat menghambat operasi penangkapan, sehingga mempengaruhi hasil tangkapan
2. Waktu Penangkapan
Penangkapan dengan pole and Line ini juga tergantung dari waktu penangkapan. Waktu yang optimal yaitu pukul 09.00 dan 15.00.

6. Daerah Pengoperasian
Daerah penangkapan untuk tuna dipengaruhi oleh arus dan suhu perairan. Setiap jenis tuna memiliki suhu optimum, diantaranya
1. Blue fin tuna dan Albacore suhu optimum berkisar 15 - 21 C
2. Skipjack tuna ( cakalang , suhu optimum 19 -24 C
3. little tuna ( tongkol ), suhu optimum 17 -24 C.
Di perairan Indonesia, penangkapan dengan menggunakan pole and line banyak terdapat di wilayah Indonesia timur seperti Minahasa, Gorontalo, Air tembaga, Ambon, Bacan, Banda, Teratai dan Sorong.
Sedangkan daerah penangkapan ikan dunia dengan menggunakan pole and line sebagai berikut
1. Antara lintang 40 LU dan 40 LS yaitu daerah kep Hawiai, Chilli, North Island , dan zona ekuator lainnya.
2. Daerah kepulauan Hokkaido dan Filipina.
3. Samudera Atlantic dan Laut Mediterania

7. Hasil Tangkapan
Pada penagkapan ikan dengan menggunakn pole and line ini, hasilnya antara lain :
Skipjack / cakalang ( Katsuwo pelamis )
Albacore ( Thunnus alalunga )
Mackerel ( Auxis tazard )
Bullet Mackerel ( Auxis rochei )
Bonito timur ( Sarda orientalis )
Kakap (Lates calcarifer )
Ikan-ikan pelagis kecil seperti Euthynnus spp dan Euthynnus affinis.

Daftar Pustaka
Karta, Jaya. 2011. Pukat Pantai ( Beach Seine ). Lautan Biru.com. [1 Oktober 2011]

Taufiq.2010. Alat Tangkap Ikan: Pukat Pantai, http://fiqrin.wordpress.com/pukat-pantai/. [30 September 2011]

Subani,Waluyo. Ir. H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia.Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar