Minggu, 20 November 2011

Pukat Pantai

Praktikum ke: 3 Tanggal : 22 september 2011
MK Alat Penangkapan Ikan kelompok 4


Pukat pantai
1. Definisi dan Klasifikasi
Pukat pantai (Beach Seine) adalah salah satu jenis alat tangkap yang masih tergolong kedalam jenis alat tangkap pukat tepi, bentuknya seperti payang (berkantong) dan bersayap yang dalam operasi penangkapannya ditarik ke arah pantai. Dalam arti sempit pukat pantai yang dimaksudkan tidak lain adalah suatu alat tangkap yang bentuknya seperti payang, yaitu berkantong dan bersayap atau kaki yang dalam operasi penangkapanya yaitu setelah jaring dilingkarkan pada sasaran kemudian dengan tali panjang (tali hela) ditarik menelusuri dasar perairan dan pada akhir penangkapan hasilnya didaratkan ke pantai (Taufiq, 2010). Sedangkan dalam arti luas dimaksudkan semua jaring baik yang dilengkapi kantong maupun tidak yang dalam pengoperasiannya menelusuri dasar dan pada akhir penangkapannya hasilnya didaratkan ke pantai ( Zaochman ,1996).
Menurut peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER.02/MEN/2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia mengklasifikasikan pukat pantai ke dalam pukat tarik ( seine nets ).

2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan
Pukat pantai terdiri dari tiga bagian penting yaitu kantong (bag), badan (shoulder) dan sayap (wings) ( Subani dan Barus.1989). Masing-masing bagian masih terdiri atas beberapa sub bagian lagi. Diantaranya Sayap (Wings), Sayap merupakan perpanjangan dari bahan jaring, berjumlah sepasang terletak pada masing-masing sisi jarring. Masing-masing sayap terdiri atas Ajuk-ajuk, yang berada di ujung depan dan biasanya terbuat dari polyethyline. Gembungan, yang terdapat di tengah dan biasanya juga terbuat dari polyethyline. Lalu Clangap, yang berada di dekat badan dan biasanya juga terbuat dari polyethyline atau bahan sintetis lainnya.
Bagian kedua Kantong (bag) yang berfungsi sebagai tampat ikan hasil tangkapan, berbentuk kerucut pada ujungnya diikat sebuah tali sehingga ikan-ikan tidak lolos. Biasanya masih dibantu dengan kebo kaos untuk membantu menampung hasil tangkapan. Kantong terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai ukuran mata yang berbeda-beda. Kantong terdiri dari dua bagian, pada umumnya bagian depan berukuran mata sekitar 14 mm, berjumlah sekitar 290 dan panjang sekitar 2,20 m. Bagian belakang kira kira memiliki ukuran mata 13 mm, dengan jumlah sekitar 770, dan panjang sekitar 4 m.
Bagian ketiga terdapat badan jaring yang terletak di tengah-tengah antara kantong dan kedua sayap. Berbentuk bulat panjang berfungsi untuk melingkupi ikan yang sudah terperangkap agar masuk ke kantong. Badan terdiri atas bagian depan yang mempunyai ukuran mata yang lebih kecil daripada bagian belakang dan dengan panjang serta jumlah mata yang lebih banyak daripada bagian belakang.
Kedudukan pukat pantai di perairan sangat ditentukan oleh keberadaan pelampung dan pemberat pukat pantai. Pemasangan pemberat pada umumnya ditempatkan pada bagian bawah alat tangkap. Fungsinya agar bagian-bagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap pada posisinya meskipun mendapat pengaruh dari arus serta membantu membuka mulut jaring kearah bawah. Untuk membuka mulut jaring diperlukan pelampung ,sesuai dengan namanya fungsi pelampung digunakan untuk memberi daya apung atau untuk mengapungkan dan merentangkan sayap serta membuka mulut jaring ke atas pada alat tangkap pukat pantai.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas pukat pantai juga menggunakan tali temali. Tali tamali yang terdapat dalam pukat pantai ada tiga jenis, yaitu: Tali Penarik (Warps) dan Tali Goci (Bridles) Terletak pada dua ujung sayap, berfungsi untuk menarik jaring pukat pantai pada setiap operasi penangkapan. Tali ini ditarik dari pantai oleh nelayan dengan masing-masing sayap ditarik oleh sekitar 13 nelayan atau tergantung dengan panjang dan besarnya pukat pantai. Tali Ris Atas (Lines) Berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya jaring pada bagian atas dan pelampung. Tali ini terletak pada kedua sayap. Tali Ris Bawah (Ground Rope) Tali ini berfungsi sebagai tempat melekatnya jaring pada bagian bawah dan pemberat. Tali ini terletak pada kedua sayap jaring.
Seperti yang telah disebutkan pada konstruksi maupun detail konstruksi, pada prinsipnya pukat pantai terdiri dari bagian-bagian kantong yang berbentuk kerucut yang bisa dibuat dari bahan waring, katun maupun bahan sintetis lain seperti waring karuna, nilon bahan dari plastic maupun polyethylene (PE). Bagian kaki atau sayap dibuat dari bahan benang katun atau bahan sintetis lainnya. Pada bagian atas mulut dan kaki diikatkan pelampung. Pelampung ini kebanyakan terbuat dari bahan sintetis yang bersifat mudah mengapung atau tidak tenggelam dan biasanya berbentuk silinder. Sedangkan pada ris bawah diikatkat pemberat yang bisa terbuat dari timah atau dapat pula digunakan rantai besi. Pada masa dahulu masih digunakan pemberat yang terbuat dari bahan liat maupun batu. Namun sekarang sudah jarang digunakan karena daya awetnya rendah (Zaochman, 1996). (Gambar terdapat di lampiran). Menurut kelompok kami, parameter utama alat tangkap ini adalah ukuran mata jaring yang digunakan dan ukuran alat tangkap dari pukat pantai tersebut.

3. Kelengkapan Dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
Menurut kelompok kami alat tangap ini tidak menggunakan kapal dalam pengoperasiannya karena alat tangkap ini di operasikan di dekat pantai atau pun pinggiran pantai.
3.2 Nelayan
Subani (1989) menyatakan bahwa pukat pantai termasuk alat tangkap yang sederhana yang dalam pengoperasiannya membutuhkan tenaga kerja relatif sedikit, yaitu dua orang untuk skala kecil dan > 20 untuk skala yang besar dengan tugas yaitu dua orang untuk proses setting di laut dan sisanya digunakan dalam proses penarikan (hauling).
3.3 Alat Bantu
Alat bantu yag digunakan dalam pengoperasian pukat pantai tidak ada.
3.4 Umpan
Dalam melakukan pengoperasian pukat pantai tidak menggunakan umpan sebagai penarik perhatian ikan.

4. Metode Pengoprasian Alat
Pertama-tama sebelum operasi penangkapan dilakukan, syarat-syarat fishing ground sudah harus ditemukan dan jarak sudah mencapai sekitar 700 m (sepanjang tali hela) dari pantai. Jaring diturunkan dengan menggunakan kapal atau perahu sepanjang tali helai atau selambar. Setelah kedua ujung tali penarik berada di pantai, masing-masing ujung ditarik oleh sekelompok nelayan yang berjumlah sekitar 13 orang per kelompok. Pada saat itu perahu kembali kelaut untuk mengambil tali kantong dan mengikuti jaring hingga ke pantai selama penarikan jaring.

Ketika sayap mulai terangkat di bibir pantai, penarikan di komando oleh seorang mandor untuk mengatur posisi jarring agar ikan tidak banyak yang lepas. Bersamaan dengan itu perahu dikayuh menuju ujung kantong yang diberi tanda dengan bendera yang terpasang pada pelampung. Salah satu dari crew penebar mengikatkan kebo kaos pada bagian ujung kantong. Kebo kantong tersebut dimaksudkan sebagai tempat ikan hasil tangkapan agar jaring tidak rusak akibat terlalu banyak muatan. Sambil memegang kebo kaos tersebut nelayan berenang mengikuti jarring sampai ke pinggir pantai. Kecepatan penarikan dapat dihitung dengan cara membagi panjang keseluruhan dengan lamanya penarikan (Subani, dkk. 1989).

5. Daerah Pengoperasian
Subani (1989) menyatakan bahwa daerah penangkapan dengan menggunakakan pukat pantai dilakukan pada daerah yang berdasar pasir, lumpur dan keadaannya rata tidak berbatu-batu atau karang, karena dapat menyebabkan sobeknya jaring karena tersangkut.


6. Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap pukat pantai terutama jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan demersal dan udang antara lain yaitu; pari (rays), cucut (shark), teri (stolepharus spp), bulu ayam (setipinna spp), beloso (saurida spp), manyung (arius spp), sembilang (plotosus spp), krepa (epinephelus spp), kerong-kerong (therapon spp), gerot-gerot (pristipoma spp), biji nangka (parupeneus spp), kapas-kapas (gerres spp), petek (leiognathus spp), ikan lidah dan sebelah (psettodidae), dan jenis jenis udang (shrimp). Namun menurut Subani dkk (1989) menyatakan bahwa hasil tangkapan utama dari alat tangkap ini seperti madidihang (Thunus albacares), cakalang (Katsuonus pelamis), cumi-cumi (laligo sp.), setuhuk putih (Makaira mazara), julung-julung (Hemmirhampus far), kuwe (Caranx spp.), layur (Trichiurus spp.), petek (Leiognathus spp.), dan siro (Sardinella spp.).

Daftar Pustaka
Karta, Jaya. 2011. Pukat Pantai ( Beach Seine ). Lautan Biru.com. [1 Oktober 2011]

Taufiq.2010. Alat Tangkap Ikan: Pukat Pantai, http://fiqrin.wordpress.com/pukat-pantai/. [30 September 2011]

Subani,Waluyo. Ir. H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia.Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar