Selasa, 23 Oktober 2012
Oseanografi Kimia: Fosfor
Fosfor merupakan unsur hara mikro yang diperlukan oleh organisme autotrofik. Fosfor di air laut berasal dari poses pelapukan atau “weathering” batuan mineral, dan dapat berbentuk terlarut dan partikel baik organik maupun anorganik. Organik fosfor partikel umumnya berasal dari dekomposisi tanaman, sedangkan terlarut diantaranya adalah fosfat gula, fosfolipid, fosfonucleotida, fosfor ester, dan asam aminofosfonat. Fosfor anorganik terlarut secara keseluruhan berupa H3PO4, dan senyawa ionsasinya seperti H2PO4-, HPO42-, dan PO43-. Pada pH 8,1 hampir sebagian besar (79,2 %) berupa HPO42-, dan 20,4% berupa PO43-.
Konsentrasi fosfat rata-rata di laut adalah 2 µg at PO43--P L-1. Konsentrasi meningkat pada wilayah pesisir dan estuaria karena sumber alami dan masukan dari kegiatan pertanian seperti pemupukan dan domestik seperti pencemar deterjen.
2. Prinsip Kerja Penentuan Fosfat
Penentuan fosfat didasarkan pada penambahan pereaksi molibdate asam yang mengandung asam askorbit dan potassium antimonil tartrat pada contoh air. Keberadaan fosfat dengan pereaksi menghasilkan senyawa kompleks fosfat. Reaksi yang terjadi diikuti dengan bentuk pertengahan yaitu asam fosfomolibdate yang kemudian direduksi menjadi asam heteropoli yang mengandung fosfor, molybdenum dan atimoni dengan ratio 1:12:1. Secara keseluruhan terdapat dua reaksi kimia dalam pengompleksan fosfat. Pertama, pembentukan kompleks molibdifosfat ammonium kuning:
H2SO4 + (NH3)2MoO4. 4H2O + PO43- (NH3)P(Mo3O10)4
Kedua, pemberian pereduksi seperti asam askorbit, asam komplek kuning direduksi menjadi molybdenum biru.
O O
║ ║
C── C──
│ │
HO•C HO•C
║ O ║ O
HO•C HO•C
│ │
(NH4)P(Mo3O10)4 + H•C ── H3PO4•(4MoO3•MoO2)2•4H2O + H•C ──
│ (kompleks biru) │
HO•C•H HO•C•H
│ │
C•H2OH C•H2OH
Jumlah kompleks biru molybdenum terbentuk sebanding dengan konsentrasi fosfor yang ada dalam air laut sebagai ortofosfat. Intensitas warna yang terbentuk kemudian dilakukan dengan mengukur absorbansi dengan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 885 nm.
3. Pembuatan Pereaksi
- Larutan ammonium heptamolybdate (0,08M),
Timbang 9,5 gram ammonium heptamolybdate tetrahydrate, (NH4)6Mo7O24.4H2O, dimasukkan pada labu ukur 100 ml dan dilarutkan dengan beberapa ml air destilasi, setelah larut tambahkan air hingga batas tera labu. Jika pereaksi menjadi keruh, jangan dipakai.
- Larutan potassium antimonu tartrat (0,09M)
Timbang 3,25 gram potassium antimony tatrat, K(SbO)C6H4O6, dimasukkan pada labu ukur 100 ml dan dilarutkan dengan beberapa ml air destilasi, setelah larut tambahkan air hingga batas tera labu. Stabil dalam beberapa bulan dan jika keruh jangan dipakai.
- Larutan asam sulfat (9N)
Encerkan 125 ml asam sulfat pekat, H2SO4, dengan 250 ml air destilasi dalam labu ukur 500 ml dan biarkan larutan yang panas hingga campuran menjadi suhu normal, dan tambahkan air hingga batas tera labu.
- Pereaksi campuran
Tambahkan dengan perlahan 200 ml 9 N asam sulfat dengan 45 ml 0,08 M larutan molybdate dan tambahkan lagi 5 ml 0,09 M larutan antimony. Simpan campuran dalam botol gelap, stabil dalam beberapa bulan dan hindari ruang berdebu.
- Larutan asam askorbit (0,4M)
Larutkan 7 gram asam askorbit, C6H8O6, dalam labu ukur 100 ml dengan beberapa ml air destilasi, setelah larut tambahkan air destilasi hingga batas tera labu. Simpan dalam botol pada lemari pendingin, jika berubah warna jangan dipakai sebagai pereaksi.
- Larutan turbiditas
Campurkan 40 ml 9 N asam sulfat dengan 10 ml air destilasi dan 50 ml 0,4 M asam askorbit. Simpan dalam botol gelap pada lemari pendingin (stabil dalam seminggu).
- Larutan standar
Larutkan 0,0816 gram KH2PO4 anhydrous dengan beberapa ml air destilasi dalam labu ukur 100 ml, setelah larut tambahkan 1 ml 9 N asam sulfat dan diikuti air destilasi hingga batas tera labu. (1 ml = 6µg at PO43--P/ml)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar